Apa itu ekstraksi bahan kimia yang sering disebutkan di dunia farmasi dan sains? Ekstraksi ini erat kaitannya dengan simplisia. Jika kamu ingin mengetahui lebih jauh tentang simplisia, baca postingan kami apa itu simplisia. Di postingan itu, dijelaskan secara mendalam.
Ekstraksi adalah proses penarikan (pengambilan) kandungan kimia yang dapat larut dari suatu serbuk simplisia. Kandungan kimia yang diekstraksi akan terpisah dari bahan yang tidak dapat larut.
Misalnya mengambil kurkumin dari simplisia rimpang temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb) menggunakan pelarut ethanol 96%.
Lebih jauh tentang ekstraksi dan metode-metodenya, silakan baca tulisan berikut. Jangan lupa juga share kepada teman-teman kamu, mungkin mereka butuh.
Apa Pengertian ekstraksi menurut Farmakope IV
Kalau menurut buku farmakope Indonesia IV, buku wajib farmasi, ekstrak adalah zat pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia, menggunakan pelarut yang sesuai. Setelah itu, pelarut diuapkan. Massa atau serbuk yang tersisa ini diperlakukan hingga memenuhi standar baku.
Sedangkan menurut farmakope III, ekstrak adalah sedian kering, kental atau cair yang didapaktkan dengan cara menyari (mengekstrak) simplisia dengan cara yang cocok.
Intinya ekstraksi ini adalah mengambil satu atau beberapa zat yang dapat larut dari suatu bahan yang tidak bisa larut dengan bantuan bahan pelarut yang tepat.
Ekstraksi adalah proses menyarinya. Ada beberapa metode penyarian atau metode ekstraksi.
Tujuan Ekstraksi untuk Apa?
Tujuan utama dari ekstraksi adalah untuk menarik komponen kimia dari dalam simplisia. Tekniknya dengan pemindahan massa komponen zat padat yang dapat larut dengan pelarut. Pemindahan massa kimia ini diawali dari lapisan antar muka kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Jadi seperti saat kita menyeduh teh. Daun teh kering adalah komponen padatnya (simplisia), sedangkan air panas adalah pelarut yang cocok untuk menyaring zat tanin dari dalam daun teh kering. Saat daun teh ini direndam ke dalam air panas, zat tanin tertarik ke dalam pelarut.
Seperti itulah tujuan dan contoh dari ekstraksi.
Macam Metode Ekstraksi
Ada banyak macam metode ekstraksi. Jenis metode ekstraksi yang sering digunakan antara lain:
1. Maserasi
Metode ekstraksi yang sederhana dan paling sering digunakan, baik untuk skala laboratorium maupun skala industri.
Tekniknya dengan memasukan serbuk atau bahan simplisia dan cairan pelarut yang sesuai kedalam wadah tertutup pada suhu kamar. Dengan cara ini nantinya akan tercapai kesetimbangan, yaitu saat konsentrasi senyawa di dalam pelarut sama dengan konsentrasi senyawa di dalam sel simplisianya.
Setelah terjadi kesetimbangan, pelarut dipisahkan dengan cara menyaringnya.
Kelemahan dari metode maserasi ini antara lain:
- Membutuhkan cairan pelarut dalam jumlah banyak.
- Membutuhkan waktu yang lama. Bisa 2 x 24 jam atau lebih lama lagi.
- Ada kemungkinan beberapa senyawa hilang.
- Beberapa senyawa sulit untuk diekstrak dengan cara maserasi
Kelebihan dari metode maserasi:
- Tidak membutuhkan energi.
- Dapat menghindari rusaknya senyawa yang termolabil (rusak terhadap pemanasan).
2. Perkolasi
Metode perkolasi dilakukan dengan cara serbuk dibasahi secara perlahan di alat perkolator (alat berbentuk silinder dengan yang dilengkapi dengan kran pada bagian bawahnya).
Pelarut ditambahkan di bagian atas yang kemudian menetes secara perlahan membasahi serbuk simplisia. Penetesan ini dilakukan secara perlahan.
Dengan cara ini, maka pelarut yang menetes selalu baru sehingga kemampuan menarik zatnya juga lebih baik.
Kelemahannya antara lain yatu tetap menggunakan pelarut dalam jumlah banyak, jika bahan serbuk di dalam alat perkolasi tidak homogen, maka pelarut akan sulit mencapai seluruh area. Waktu yang digunakan untuk ekstraksi juga cukup lama.
Tonton video di bawah untuk informasi lebih lanjut.
3. Soxhlet
Ekstraksi dilakukan dengan cara membungkus serbuk simplisia dengan kertas saring kemudian diletakan di atas labu di bawah kondensator. Pelarut yang sesuai dimasukan ke dalam labu kemudian suhu penamas di atur. Jadi metode ini menggunakan pemanas.
Kelebihan metode ini adalah ekstraksi terjadi secara kontinyu dengan pelarut yang murni (hasil dari kondensasi setelah pemanasan) sehingga prosesnya cepat dan tidak membutuhkan banyak pelarut.
Kelemahannya adalah untuk bahan yang termolabil dapat rusak akibat pemanasan.
Demikian 3 metode yang sering digunakan. Metoe lainnya seperti destilasi atau infusa. Dan jangan lupa setiap melakukan praktikum, gunakan pakaian baju lab yang memenuhi syarat. Membelinya pun tidak sembarangan, belilah grosir jas laboratorium atau beli satuan di tempat yang terpercaya.
Kesimpulan
Ekstraksi adalah metode penarikan zat dari serbuk simplisia menggunakan pelarut yang sesuai. Oh ya, tentang pelarut yang sesuai ini belum kami jelaskan di atas.
Pelarut yang digunakan disesuaikan dengan zat apa yang hendak diambil. Ada 3 jenis pelarut, yaitu pelarut polar, semi polar dan non polar.
Pelarut polar adalah pelarut yang menarik zat larut di dalam air contohnya adalah air. Pelarut semi polar yaitu pelarut seperti ethanol yang dapat menarik sebagian zat polar dan non polar. Sedangkan pelarut non polar adalah pelarut yng menarik zat tidak larut air, contohnya pelarut petroleum eter. Lebih lanjut tentang pelarut ini akan kami jelaskan di postingan lainnya.
Jika ada pertanyaan, silakan komen di bawah ini ya.